Sabtu, 01 Juni 2013

Bruno Mars

Y
a, Peter Gene Hernandez, atau. . . Bruno Mars, itu benar adanya, itu memang benar  kau. Menurutku, kau Bruno Mars sang penulis lagu asal Hawaii itu. Belakangan, aku tahu kau pasti
Bruno Mars sang penyanyi L.A—Amerika Serikat itu.  Sebuah topi yang sedikit kau miringkan ketika kau memakainya—hingga menutupi sebagian sudut matamu—telah menjadi cirimu tersendiri—itu pasti kau, Bruno Mars. Kau unik. Kau tinggi. Memikat banyak gadis. Tak jarang, kau berpacaran dengan salah satu diantara mereka. Namun sepertinya, kau sedikit malu-malu.
Kau tahu? Ketika aku mendengar namamu untuk yang pertama kali, aku tertarik untuk mengenalmu. Secara tak langsung, kau selalu terngiang di benakku. Dan, aku benci mengalami semua ini. Namun, harus kuakui, kau memang pandai merangkai kata, hingga beribu baris lagu membuncah, menghipnotis para pendengarmu. Kau bagai pujangga kecil untukku. Ah, mungkin, pujangga tangguh.   
Sebetulnya, setiap aku melihatmu, aku mengutuk diriku sendiri. Karena, ini memang dosa besar. Aku tidak boleh melakukannya. Sulit bagiku untuk tidak melirikmu ketika kau muncul dari balik tembok panggung yang megah  nan kaya itu. Ketika dosa itu aku lakukan, tak jarang kau selalu menangkap pandangan jauhku. Sekilas, kau selalu memberikan tatapan unik itu—perhatian sekaligus misterius. Dan, itu yang membuatku selalu tak luput untuk menatapmu, melirik bait lagu yang selalu kau dendangkan kepada semua pendengarmu, kepadaku.
Sihir apa yang kau gunakan ketika kau mengalunkan merdu bait lagumu itu? Mantra apa yang kau lontarkan ketika para pendengarmu berpaling, namun pada akhirnya mereka—aku selalu kembali ke nyamannya gaya topi miringmu itu?
Tidakkah kau tahu? Kau adalah Bruno Mars yang ada di balik tembok popularitas itu. Kau adalah Bruno Marsku—Bruno Mars mereka. Dimana-mana, inisial namamu tertera di berbagai sudut meja media.

Suatu waktu nanti, ketika aku lewat di depanmu, akankah kau menyanyikanku satu lagu andalanmu yang unik itu? Akankah kau—Bruno Mars—mengalunkan bait lagu Just The Way You Are dengan petikan gitar yang selalu kau mainkan itu, kepadaku? Dan, keberatankah kau kupanggil Bruno Mars?

Tidak ada komentar: