Entah sejak kapan aku mulai
mengetahui keberadaan makhluk manis itu,
mengetahui bahwa ada satu
makhluk lain yang memang membuatku takjub memandangnya
Aku benci mengatakan ini, tapi...
parasnya memang tak bisa lepas dari kegaduhan hatiku
Seringai tawanya menghiasi
wajahnya yang putih itu
Sorot matanya seakan memiliki
sinyal ajaib yang menginformasikan padanya bahwa tengah ada orang lain yang
diam-diam menatapnya
Satu waktu, aku tak sengaja
melihatnya berdiri dengan jaket jeans biru yang menutupi seragam putih, yang
menyembunyikan rangkaian huruf namanya
Aku memandangnya sesaat, dari
kejauhan keceriaannya membuatku tersenyum di dalam hati
Seketika makhluk manis itu
melirikkan matanya ke berbagai arah termasuk menangkap sorot mataku yang memang
tengah memandangnya diam-diam
Aku terkejut dan memaki diriku
saat itu, buru-buru kupalingkan pandanganku menghindar dari tangkapan matanya
Sungguh, dia itu menyebalkan!
Bagaimana bisa pandanganku selalu
tertangkap olehnya?
Dilain waktu, saat itu, aku
merasa sangat senang menatapnya
Makhluk manis itu tengah
bersanda gurau dengan beberapa orang temannya dan seorang guru di kantin
sekolah
Aku memandangnya lebih dekat
dari biasanya,
dan…
Tanpa kusadari, ternyata pemanis wajahnya
terdapat di pelipis kirinya
Dia manis dengan tahi lalat itu
Segaris senyuman kusunggingkan
sesaat dan aku berkomat-kamit agar tidak terus menerus menyunggingkan senyum
Beberapa detik kemudian…
lagi! Dia menangkap sorotan
mataku!
Bekas senyum lebarnya terarahkan
padaku,
seperti biasa, aku hanya bisa
menghindar dari pandangannya
dan… tak berapa lama, makhluk
manis nan menyebalkan itu kembali memalingkan padangannya, kembali bergurau.
Biar kuluruskan, aku bukan
mencintainya, namun aku hanya mengaguminya saja, tak lebih dari itu!
Namun, hanya tinggal beberapa
minggu lagi, dia akan segera pergi melangkahkan kakinya menuju gapaian cita
asa yang tengah dinanti-nantinya
Sekilas aku cemberut, karena..
itu artinya aku tidak bisa memandangnya lagi, seperti yang biasa aku lakukan
Tak bisa kulupa bagaimana aku
sibuk dengan makian ketika pandanganku tertangkap olehnya
Tak bisa kulupa bagaimana caraku
memandangnya
Tak bisa kulupa bagaimana
pertama kali aku melihatnya berkeliaran di lingkunganku
Entah kemana kaki dan hatinya kelak
akan berlabuh,
dengan berbekal ilmu dan pengalaman,
dia tengah berjuang merajut hidup yang sesungguhnya,
bekerjakeras demi kesuksesan
masa depan
Mencoba menjadi manusia seutuhnya yang
dapat bertanggungjawab di dunia dan akhirat
Langkahan kakinya tengah berpijak dijalan yang selalu
diridhai-Nya, semoga
Selamat bertarung dengan luasnya
dunia
Selamat berlomba menuju
kebenaran jalan akhirat
Selamat berjuang calon pemimpin
Selamat berjuang..
Selamat.
Selamat.
-F.A.T, si pelipis kiri bertahi lalat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar